Begini Implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Tangerang
Di hadapan tim press tour implementasi kurikulum merdeka, Sekretaris Daerah, Herman Suwarman, menjelaskan implementasi kurikulum merdeka baik jenjang PAUD, SD dan SMP di Kota Tangerang.
Dalam sambutannya, implementasi kurikulum merdeka ini diawali oleh sekolah penggerak di mana pada tahun 2021, Kota Tangerang menjadi salah satu kota yang mendapat kepercayaan untuk melaksanakan program sekolah penggerak.
Hal tersebut disampaikan Sekda pada rangkaian acara Festival Kurikulum Merdeka dalam kegiatan “Press Tour Implementasi Kurikulum Merdeka” Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang berlangsung pada kamis (15/06), di Ruang Asisten 3 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.
Sekda, juga menyampaikan, berbagai program yang dihadirkan oleh Kota Tangerang guna mendukung berjalannya Kurikulum Merdeka. Contohnya program sekolah branding, program sekolah penyelenggara inklusi, program english day, dan yang terbaru yaitu program sekolah swasta gratis, ada 73 SD swasta dan 73 SMP swasta yang biaya operasionalnya ditanggung pemerintah daerah.
“Adanya berbagai program unggulan kami tentunya guna mendukung kurikulum merdeka, dan agar seluruh anak di Kota Tangerang dapat bersekolah tanpa terkecuali, dengan lingkungan yang menyenangkan dan kami akan terus bergerak bersama, berikhtiar, serta berjuang dengan kreativitas dan inovasi untuk memajukan Indonesia yang dimulai dari Kota Tangerang,” pungkas Sekda.
Kemudian, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin, menambahkan, hingga kini Kurikulum Merdeka yang merupakan kebijakan Kemendikbudristek telah diimplementasikan oleh 100 persen satuan pendidikan Kota Tangerang.
“Sekarang kurikulum merdeka sudah 100 persen diimplementasikan di Kota Tangerang. artinya, kami sudah melaksanakan kurikulum merdeka pada semua satuan pendidikan,” katanya dalam press tour bersama Kemendikbudristek.
Implementasi kurikulum merdeka, lanjut Kadisdik, membawa kebermanfaatan bagi sekolah seperti anak didik belajar lebih kontekstual dan mengenal lingkungannya, karena bebas menentukan pembelajaran yang akan mereka laksanakan. Selain itu, kurikulum merdeka juga membentuk anak menjadi lebih bebas mengeksplorasi minat dan bakat dengan bantuan guru.
Seperti saat dirinya berkunjung ke SDN Pinang 3, Guru Kelas 1 di SDN Pinang 3, Nurcholis Pauziah, mengaku, lebih nyaman mengajar siswa menggunakan Kurikulum Merdeka, karena terdapat kolaborasi pembelajaran, baik antarguru, siswa hingga orang tua.
“Di mana sebelum pembelajaran, mereka membuat modul ajar, saling berbagi atau menerima masukan dari teman sejawat guru,” tutupnya.